Louise Sallé / Kredit foto: VALERIA MONGELLI / HANS LUCAS / HANS LUCAS VIA AFP
Meskipun produksi tahunan meningkat lebih dari dua kali lipat dalam 20 tahun hingga mencapai 460 juta ton, Parlemen Eropa harus memperketat peraturan mengenai pengemasan. Untuk menggantikannya, Perancis harus menerapkan prinsip deposito dalam skala yang lebih besar. Solusi yang efektif? Eropa 1 mengambil stok.
Bagaimana cara melawan polusi plastik? Dalam rangka Pekan Pengurangan Sampah Eropa yang dimulai Sabtu ini, Parlemen Eropa harus memperketat peraturan mengenai pengemasan. Prancis telah menetapkan tujuan untuk menghilangkan plastik sekali pakai pada tahun 2040. Solusinya termasuk deposit untuk digunakan kembali, dengan gagasan mengembalikan pot dan botol kaca ke supermarket agar dapat digunakan kembali. Namun upaya zero waste ini nampaknya sangat ambisius.
Hambatan yang jelas
Kelemahan pertama dari penerapan instruksi: ini hanya bersifat sukarela dan oleh karena itu hanya akan dilaksanakanatas kebijaksanaan para industrialis. Tujuan pemerintah adalah memastikan bahwa perusahaan menggunakan wadah yang sama untuk yoghurt, jus jeruk, dan anggur merah. Wadah kemudian dikumpulkan dari individu untuk dicuci dan dikembalikan ke peredaran. Namun siapa yang akan membayar untuk membangun jaringan seperti itu?
“Untuk saat ini, kami bersifat sukarela dan masalahnya adalah hal itu tidak cukup untuk membuat sistem berjalan. Jadi memang kita memerlukan pusat pencucian, kita memerlukan sirkuit logistik bersama, artinya kita tidak akan melakukan hal tersebut.” untuk mengangkut satu jenis botol ke dalam truk, kami harus memasukkan banyak botol ke dalam truk yang dimasukkan ke dalam mesin cuci dan mendistribusikannya kembali. Jadi untuk itu, kami harus memikul kewajiban dan pembiayaan”, jelas Diane Beaumenay-Joannet, manajer advokasi untuk asosiasi Surfrider.
Kendala lain dalam deposito: karena alasan pemasaran, merek enggan meninggalkan kemasannya yang menjadi identitas produknya. Hal ini khususnya berlaku untuk anggur. Terlepas dari semua kendala ini, Negara telah menetapkan tujuan untuk menggunakan kembali 10% kemasan pada tahun 2027.